Wednesday, May 9, 2007

Ketika Presiden Mengumumkan
Nama-nama Menteri Baru



IA berpandangan dengan wajah tersenyum
dalam pasfoto di ijazah itu. Ijazahnya itu.

"Maafkan aku," katanya. Sambil mengenang
dari mana dulu senyum itu datang. Senyum
yang dibawa sejak melangkah keluar ruang
ujian akhir hingga ia duduk di studio foto.

"Ini pasfoto istimewa," katanya bergumam.
Sendiri. Dan ia tak terkejut dikilati
cahaya dari kamera, dan ia tak silau
disorot lampu studio. Ia berkaca memastikan
senyum tadi masih ada. Masih sempurna.

"Maafkan aku," katanya kepada pasfoto di ijazah
yang sudah seribu kali difotokopi. Lalu dia
masukkan ijazah itu ke ransel. Dia buang
guntingan surat kabar berisi iklan lowongan.

Ia belum bisa mengulanglagi senyum seperti
senyum pada wajah dalam pasfoto di ijazah itu.