PERJALANAN dari kata ke kata dalam sebuah kalimat adalah perjalanan meniti kepingan-kepingan logika. Ketika perjalanan itu tuntas di ujung kalimat, logika pun seharusnya tergenapkan. Ada makna yang didapat dari susunan kata-kata itu, makna yang bukan lagi makna masing-masing kata. Tapi makna hasil gabungan dari makna-makna masing-masing kata.
SEORANG penggubah sajak harus menyadari itu, sesadar-sadarnya. Kesadaran itu kemudian harus dimainkan secara maksimal, agar tersusun sebuah sajak yang menantang untuk dimaknai. Kepingan-kepingan logika dalam sebuah sajak harus dimainkan dengan "nakal". Dia boleh melompat-lompat dari kepingan satu ke kepingan lain. Dia boleh menari-nari. Dia boleh mengawang tak berpijak pada kepingan manapun. Semua harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan keriangan bermain-main. Lalu, hasilnya ada kekosongan logika yang harus diisi sendiri oleh pembaca.