KITA bertengkar tentang permainan hujan dan rambut.
"Ini permainan rambut hujan," katamu. "Bukan, itu
namanya hujan rambut," kataku. Rambut kita telah basah
dipermainkan oleh hujan kita. Kuyup dan lebat.
Hujan turun karena ia mengira di hitam rambut kita
ada yang mengotorkan. "Ia ingin mencuci hingga rambut
kita sebening warnanya. Itu sebabnya aku menyebutnya
ini permainan rambut hujan," katamu memberi alasan.
"Bukan, hujan turun karena ia ingin menyelinap juga
di antara rambut-rambut di kulit kepala kita. Ia
ingin menjadi hitam dan menjadi rambut yang tak
lagi bergantung pada awan. Itulah sebabnya aku
menyebutnya ini permainan hujan rambut," kataku
menjelaskan. Hujan kita pun semakin rapat, semakin
rajin menyelinap di antara rambutmu dan rambutku.
KITA belum berhenti bertengkar, ketika hujan kita
reda dan tinggal jejaknya di rambutmu dan rambutku.