Friday, November 13, 2009

[Ruang Renung # 244] Lima Tahun Membisu

PADA umur tujuh tahun, dia diperkosa oleh teman pria ibunya. Lelaki itu kemudian mati dibunuh oleh pamannya, bukan karena perkosaan itu, tapi karena perbuatan bermuatan pidana lainnya.

Bagaimana pun dia merasa bersalah atau pembunuhan itu. Sejak itu dia tak mau bercakap Dengan siapapun. Dia membisu. Lima tahun lamanya. Dia tidak bicara, dan tenggelam dalam bacaan dan kelak dia akui pada masa-masa inilah dia mendapatkan kemampuan berbahasanya . Dia jatuh cinta (dan mungkin dengan begitu bisa bertahan hidup waras) pada buku-buku sastra.

Dia membaca Langston Hughes, W. E. B. Du Bois, dan Paul Lawrence Dunbar. Dia sibukkan dirinay dengan William Shakespeare, Charles Dickens, dan Edgar Allan Poe.

Dia kelak baru berbicara setelah gurunya Nn. Flowers dengan telaten dan tabah membuka hati, mata dan menggerakkan lidahnya. Menggerakkan kehidupannya.

Dia Maya Angelou namanya. Penyair wanita Amerika yang kerap hadir di acara-acara resmi dan penting, dan berkali-kali sudah disebut akan dapat Nobel Sastra. Dia membaca sajak "On The Pulse of the Morning" atas permintaan Bill Clinton saat dilantik sebagai presiden. Saat upacara resmi penyemayaman Michael Jackson, dia juga yang tampil membaca puisi.