ADA Teater Utan Kayu di Jakarta. Mereka mengundang saya bersama 7 penyair muda lainnya. Dua hari saya berada di sana, dua kali tampil membaca puisi. Ada beberapa orang kawan yang saya temui. Ada beberapa puisi yang membenih di kepala:
1. Dipantau di Pantai, Dibantai di Rantau
Ini sajak saya persembahkan untuk Damhuri Muhamad.
2. Daun Berjari Enambelas dan Pelepah Pisang Kipas
Dari wisma TUK di lantai 3, saya melihat taman . Di sana ada, bangku besi, meja berkanopi, musala dengan selembar sajadah, bangku kayu, dan poster lukisan Botero.
3. Kolam, Kura-kura, Katak, di Kukusan
"Don, kura-kuranya menggigit katak!" Ini teriakan Rieke Dyah Pitaloka kepada Donny Gahral Adian, suaminya. Bersama Damhuri saya singgah di rumah mereka yang indah di Kukusan, Depok.
4. Lukisan Murni di Sebuah Buku Puisi
Ini semacam resensi dalam bentuk puisi atas buku "Pelacur Para Dewa", bukunya Pranita Dewi.
5. Perahu Buku
Saya bermalam di rumah penyair Sitok Srengenge. Ada dua perahu kayu di rumah itu. Ini bukan perahu hiasan, ini perahu betulan. Perahu itu dimanfaatkan sebagai perabot menyimpan buku. Unik sekali.