Santai di Dunia yang Keras
Oleh Hasan Aspahani
Sutardji Calzoum Bachri, perlukah saya perkenalkan lagi? Namanya jauh lebih besar dari tubuhnya yang tergolong mungil untuk ukuran orang Indonesia. Ia berjaket. Nyaris selalu berjaket. Saya membayangkan tubuh di balik jaket itu adalah tubuh yang sewaktu ia muda suka tampil telanjang dada di panggung pembacaan puisi-puisinya.
Penyair besar kita ini pernah menjadi redaktur puisi di majalah-majalah sastra penting di Indonesia, juga di berbagai surat kabar. Terakhir kali – sebelum mengundurkan diri – beliau menjadi redaktur puisi untuk halaman “Bentara” Kompas.
Apa yang bisa kita petik bagi kepenyairan kita dari pengalamannya sebagai redaktur puisi? Saya mewawancarainya di sebuah tempat di suatu waktu yang seperti biasa tak perlu dipermanai di mana persisnya.
.:. Selengkapnya KLIK di sini!