ADA Ibu Guru baru di sekolah. Ibu Guru baru
yang berkerudung. Ibu Guru yang baru yang
bicaranya seperti senandung. Dia mengajari
kami membuat mainan sendiri, melipat-lipat
kertas: origami. Tapi, kami kehabisan kertas.
IBU Guru mengambil surat kabar dari tasnya.
IBU Guru memotong surat kabar itu lalu
membagi-bagkannya kepada kami. "Saya ingin
bikin pesawat terbang, Bu Guru," kata saya
bangga ketika ia bertanya, saya mau bikin apa.
Kami belum bisa membaca. Di kertas bekas surat
kabar itu ada potongan berita soal anak yang
mati karena meniru adegan gulat amerika, wakil
rakyat yang beradegan mesum dengan biduanita,
ulama yang menikah lagi, suami penyanyi yang
melarang istrinya sibuk menyanyi, dan mereka
tak sempat lagi bernyanyi bersama anak-anaknya.
"SAYA ingin membuat kapal kertas, Bu," kata
teman saya. Ibu Guru baru itu tersenyum manis
sekali. Saya jadi ingat ibu saya tak pernah
lagi tersenyum semanis itu. Ibu saya tak
pernah lagi mengajari saya melipat kertas.