Seorang Anak dan Caranya Minum Susu
SAYA masih minum susu. Pakai botol. Kalau sudah
besar nanti saya minum pakai gelas. Kalau sekarang
minum susu pakai gelas, susunya sering tumpah.
Ibu tak suka melihat ada susu tumpah. Sebab
baju saya jadi kotor. Lantai jadi kotor. Padahal
susu tidak kotor. Tapi susu tempatnya di perut
saya. Susu masuk ke perut saya lewat mulut saya.
Susu tempatnya bukan di lantai dan di baju saya.
KATA ibu susu mahal. Tapi saya harus cepat besar.
Makanya saya harus selalu minum susu. Supaya lekas
besar dan tidak usah minum susu untuk bayi lagi.
Susu itu terbuat dari susu sapi. Makanya mahal.
Saya sering melihat iklan susu di televisi. Iklan
susu yang saya minum pakai botol. Saya tidak ingin
jadi anak yang minum susu dalam iklan itu. Dia
minum susu pakai gelas. Dan tiba-tiba saja,
badannya membesar setelah minum susu segelas.
Saya tak mau besar mendadak. Saya tak mau
kalau tiba-tiba saya tak boleh minum susu lagi.
SAYA ingin melewati masa kanak-kanak dengan enak.
Minum susu pakai gelas itu tidak enak. Saya takut
tersedak. Ayah saya sering tersedak kalau ibu
bilang susu saya habis padahal baru beberapa hari
lalu dia belikan. Saya serba salah. Saya harus
cepat besar dan banyak minum susu, tapi saya
juga tak mau melihat ayah tersedak kalau ibu
mengingatkannya untuk membeli susu buat saya.