"DI danau sana ada ikan raksasa. Hanya pemancing
terhebatlah yang mampu menaklukkannya," kata ikan kecil
yang sore itu ia tangkap di sungai di belakang rumahnya.
MAKA sebelum kokok ayam pertama, subuh itu, dia
pun pergi ke danau itu dengan kail terbaik yang pernah
dimilikinya. Dan rupanya di sana sudah ada seorang
pemancing tua yang langsung menyapa, "Hai, berapa
lama kau akan sabar bertahan memancing di danau ini?"
TERNYATA dia dan pemancing tua itu sama-sama
tabah, sama-sama sabar. Keduanya bertahan, semakin
penasaran ingin menaklukkan ikan raksasa yang berabad
lamanya menghuni rahasia di dasar danau. Sudah berbagai
doa dipanjatkan, sebelum kail dilemparkan, tapi sang
ikan raksasa belum juga berhasil terpancing memakan umpan.
HINGGA akhirnya dia kehabisan umpan. "Bagi umpan, dong,"
katanya pada pemancing tua, "kabarnya engkau masih punya
umpan andalan." Si pemancing tua melempar sesuatu, "Nih,
ini dia!" teriaknya. Melihat umpan itu dia berseru, "Nah,
ini dia!" Tapi, sebelum dia memasang umpan itu, ada suara
purba dari dasar danau sana: "Nuh? Ah, bukan. Bukan dia!"