Tulus Widjanarko
Tentang Kutukan di Kartupos-mu
         : pinang dan hah
barangkali akulah kota itu, setia menunggu musim
hikayat atau laknat kah yang ingin kau takik
di batang randumu.
sedang engkau tahu, begitu renta aku oleh ribuan kisah
yang menerobos gerbang—serupa takdir di
segenap alamat.
di rahimku setiap anak asyik meruda-paksa kemaluannya sendiri
hingga tanahku menjadi lembab menghuni pojok ingatanmu
tapi bukankah selalu tercecer mimpi di setiap genting malam
terayunkan cahaya traffic light ke dada para ibu
memastikan halaman kitab terbuka bagi segala siapa.
seorang lelaki dikhianati kartu pos
yang ditulisnya
seorang pengembara menera cuaca di
sela gedung, mengira musim tanam telah datang
seorang perempuan mengirim kabar, mengira
luka-lukanya telah puput
baiklah jangan cemaskan aku
seorang pemimpi sempat menitipkan salam padamu
barangkali kita masih di rakit yang sama
merindui ufuk yang sama
hanya memicing rasi berbeda.
sedang jejak kita bimbang di hulu kenangan.
0706