LELAKI pengecup mawar itu membayangkan
bibir kekasihnya yang membisikkan sebuah rahasia
dan dia pun menjelma jadi kupu-kupu buta sehingga
ia hanya membayangkan gairah warna dari sejuk
embun yang membekas di lembar-lembar mahkota
yang gugur seperti kata yang gagal diucapkannya
dan ada yang masih ingin disentuhkannya pada kelopak
yang tersisa tetapi angin telah menunggunya di luar
taman dan dia pun ikhlas menjauh meski ingin sekali
ia memberanikan diri mengucapkan sebuah janji yang
sudah lama ia persiapkan.