DUA kakinya mengerti hakikat langkah berganti
kanan kiri karena ia telah kelilingi lingkaran bumi
ribuan kali sebab dialah pengembara yang tak mencari
arah karena arah tercipta dalam tiap jejak karena
dialah penjelajah yang tak mencari rumah sebab rumah
terbangun dalam tiap langkah dan dialah petualang yang
hanya memberi lambai ramah pada tiap tawaran singgah
sebab singgah yang paling sudah ada pada tiap langkah
dan dia melangkah dalam diamnya melangkah dalam lelapnya
dan dia mencapai seribu langkah pada seayun langkahnya
hingga tak ada lagi gunung ragu yang tak runtuh tak ada
lagi bukit sakit yang tak melandai dan tak ada lagi
nganga ngarai yang tak katup sampai ia sampai di sebuah
kota tempat seorang petapa menuntaskan semedinya dan
ia serahkan kedua kakinya untuk dijadikan sepasang
sepatu dan ia berkata serahkanlah pada siapa saja
yang mau menjelahi kedalaman diri manusia: diri sendiri.