T: Ketika menulis puisi, apakah Anda mempertimbangkan bagaimana bunyinya ketika kelak dilisankan? Apakah dibiarkan saja sampai puisi Anda selesai?
J: Ya, saya sangat memperhatikan itu. Saya baca setiap suku kata dan mempertimbangkan hubungannya satu sama lain. Bunyi sebuah kata sama pentingnya dengan arti kata itu.
T: Ketika Anda mengajar, apakah Anda mengharuskan murid-murid Anda membaca dan mempelajari sajak klasik atau sajak kontemporer?
J: Ya, saya mengajak mereka membaca puisi sebanyak-banyaknya, jenis apa saja, puisi lama ataupun puisi baru, sebanyak yang dapat mereka baca. Kita belajar dengan peniruan. Idealnya, murid-murid saya membaca seratus puisi untuk setiap satu puisi yang mereka coba tuliskan.