Monday, August 1, 2005

Negeri yang Penggal

: Dzan

kita memungut dua kepal tanah yang sama

aku mencium aroma rempah dan wangi darah
kapal-kapal datang menggambar peta sejarah

semula cuma singgah, lalu berabad lamanya
kita sabar belajar untuk menyimpan amarah

dan di tanganmu kau semaikan cerita serupa
kelak benih itu tumbuh jadi puisi yang kemas

aku membaca sebagai penafsir cacat yang gagap,
"ya, di tubuh kita selalu ada yang tak lengkap.."


Ramdzan Minhat
Re: [sejutaPUISI] Negeri yang Penggal

: hasan

demikian sejarah pernah buat kita bertemu
walau kini angin kencang, ombak ganas
memisah tanah sekilas seteru

kita sama-sama belajar
membeza wanginya rumpun serai dari rebung
membikin batu dari tanah liat jadi rumah.

tidak seindah istana pecah dari pasiran pantai

kita perkemas ungkapan yang sering tak terurai
lalu dua kepal tanah itu menjadi negeri yang satu

waktu itu kita bertemu
serasa kita memperlengkap hala tuju