MINGGU lalu berakhir dengan terkaparnya saya, kompromi dengan sakit. Saya tidak ke dokter karena sok percaya bahwa tubuh manusia punya mekanisme penyembuhan sendiri. Kalau sakit, artinya tubuh minta istrirahat. Yana mengajak ke dokter, saya menolak. Dia menyerah.
KENAPA sakit? Saya terlalu menguras pikiran. Format halaman koran tiga kali berubah. Satu format (8-8-8-8-8, maksudnya delapan halaman lima kali cetak) hanya untuk dipakai dua hari. Percetakan pindah, itu pangkal pasalnya. Mesin yang terpasang hanya bisa mencetak 8 halaman sekali jalan. Mesin lama makan waktu dua hari untuk pembongkaran dan pasang ulang. Format satunya (16-16-8) tidak terpakai sama sekali. Soalnya mengurangi dua halaman warna. Dan, hanya disusunkebut dalam hitungan jam, format terakhir (16-12-12) Insya Allah jadi format masa depan (ehm kayak album keduanya Dewa saja). Sebelumnya yang dipakai adalah 12-12-12. Ya, sekarang Batam Pos lebih tebal 4 halaman dari 36 sebelumnya.
AKIBAT format-reformat-rereformat itu, jadwal libur Shiela tertunda. Baru Jumat (15/7) hari ini kami bisa ke Balai, tempat neneknya setiap hari menelepon. Sepupu Shiela sudah menjanjikan acara jalan-jalan ke pantai. Akibat lain ya, saya sakit tadi.