JAM kerja yang berubah membuat saya tak bisa mengontrol lemak. Dari rumah berangkat jam 15.00 WIB. Makan siang dulu. Di kantor, jam 6 lewat makan lagi. Ini makan diplomatis. Soalnya reporter dan redaktur pesan nasi sama-sama dan makan sama-sama pula. Kesempatan untuk mendengarkan keluhan dan cerita seru mereka saat meliput. Pulang ke rumah pukul 01.00, lapar tak bisa ditahan. Makan lagi. Alhasil, seluruh lemak tak ada semiligram pun yang terbakar jadi energi.
DUA celana tiba-tiba bulan ini sesak. Waktu Ikra sakit semalam, di klinik saya sempat naik ke timbangan. "76!" kata Shiela. Wow. Ini rekor sekaligus ancaman. Saya sekarang merasa sangat lamban. Perut sesak tak dapat menolak lemak dan itu, "Jelek banget," kata Yana. "Abah hamil, ya?" tanya Shiela. Kalau bukan dia yang bertanya, pasti itu sebuah ledekan.
TADI siang saya kepikir beli sepeda. Bersepeda ke kantor bisa membuang alasan tidak ada waktu berolahraga. Kantor tak terlalu jauh, tapi ya tak terlalu dekat. Secara mental saya siap saja kalau di lampu merah ketemu dengan siapa pun. Tapi, Yana meragukan niat ini. Soalnya di belakang rumah ada satu sepeda loakan yang tak sempat dipakai kemana-mana.
WAKTU menulis ini saya teriakkan lagu BIP ketika vokalisnya masih Irang. "Aaaaaku gemuk lagi!"