Monday, December 22, 2003

[Ruang Renung # 46] Puisi Bingung

ADA juga pertanyaan yang sampai padanya seperti ini: .... saya kadang kebingungan harus memulai dari mnaa, mengumpulkan energi dari mana? Pokoknya kebingungan. Tentu, membuat puisi itu mudah sekali, sangat mudah bahkan yang bukan statusnya penyair bisa membuatnya, tapi bila hanya sekedar membuat -- kata, kalimat, larik, kemudian menjadi bait -- semua orang bisa, tentu.

Tapi ada satu kendala yang selalu terpikir dalam hati, ketika saya memulai atau membuat sebuah puisi... saya kebingungan -- entah saya pun tak tahu sumbernya, mungkin Anda bisa membagi pengalamannya? Ya, saya pun tak tahu apa hal yang mendasar itu. Total pada karya pun, kadang aku tak bisa -- intinya aku kebingungan ketika membuat karya tersebut.



DIA pun bingung untuk menjawab, tapi dituliskannya juga, seperti ini: ... Tak perlu menjadi penyair dulu, bila ingin menulis puisi karena menulis puisi memang sebaiknya bukan untuk menjadi penyair. Jadi di hadapan puisi, siapappun sama saja apakah dia penyair atau bukan. Semua orang bisa dan boleh membuat puisi. Semua orang juga boleh tidak suka dengan puisi. Ada orang yang tidak tertarik dan tidak paham memaknai puisi. Itu juga boleh.

Jadi, santai saja. Anda tidak sedang menjalani hukuman menulis puisi kan? Anda toh tidak wajib menulis puisi kan? Saya sendiri berangkat dari kecintaan pada puisi. Saya selalu merindukan puisi. Saya selalu kangen dan selalu ingin berdekat-dekatan dengan puisi. Karena cinta, saya selalu ingin mempersembahkan yang terbaik kepada puisi. Tapi, karena cinta pula, ketika yang bisa saya berikan hanya sesuatu yang sederhana, maka yang sederhana itulah yang saya persembahkan.[hah]