Saturday, December 6, 2003

Akan Kujelaskan Sesuatu





- Trilogi Komik karya Antonio Hernandez Palacios, tentang Perang Sipil Spanyol -



Sajak Pablo Neruda



Engkau bertanya, dimana bunga-bunga lila?

Dimana mimpi penuh arti bunga-bunga popi?

Dimana hujan yang terus meningkahi irama

kata-katamu, memenuhinya dengan

benih-benih hujan dan tingkah burung?

Akan kujelaskan semuanya, semua

apa yang telah terjadi padaku.



Aku tinggal di antara tetangga

di Madrid, di sana ada lonceng gereja

dan menara jam kota, juga pepohonannya.



Dari sana engkau bisa melihat

rupa kering Kastil

seperti laut, berlapis kulit

Rumahku, rumah yang disebut

"Rumah dengan Bunga-bunga" sebab di sekelilingnya

Bertabur tumbuh geranium. Rumah

yang alangkah moleknya, ada

anjing dan riang kanak di sana.



Razl, ingatkah kau?

Frederico, masih ingatkah kau?

Masih ingatkah kau rumahku, balkon-balkon,

Cemerlang bulan Juni menyuap mulutmu dengan

cita rasa bunga-bunga?

Saudaraku! Saudaraku!

Pasar Arguelles, para tetanggaku

Dengan patungnya seperti tabung tinta

pucat di antara kedai-kedai ikan.

Pasar yang bising

suara nyaring, perdagangan hiruk pikuk,

Gemuruh yang amat gemuruh

suara kaki dan tangan lalu lalang jalan,

Meter dan liter,

Hakikat hidup sejati,

Membanding-banding segar ikan,

Tekstur atap di matahari kedinginan

baling-baling cuara kelelahan.

Menyenangkan, memahat gading kentang

Barisan tomat-tomat hingga ke laut.



Lalu menyala suatu pagi

Muncul dari dalam bumi

menelan kemanusiaan.

Lalu dari sana nyala api,

Lalu dari sana bubuk mesiu,

Lalu dari sanalah darah.

Bandit dengan pesawat dan serdadu kaum Moor

Bandit dengan cincin emas dan para bangsawan

Bandit dengan pemberkatan pendeta jubah hitam

Mereka datang memotong langit membunuh kanak-kanak

dan mengalirlah, darah-darah mereka

Mengalir seadanya, seada-adanya darah kanak.



Para serigala yang disingkirkan serigala

Batu hendak digugut dan diludahi liana berduri

Ular berbisa yang dibenci ular berbisa!



Aku sudah kirim darah itu

darah Spanyol yang bangkit menentangmu

membenamkanmu ke satu-satunya

ombak kebanggaan dan pisau kelaparan!



Wahai Jenderal

Wahai Pengkhianat

Rumahku hancur, tengoklah

Spanyol lebur, lihatlah

Dan dari setiap rumah yang hancur

bukan bunga yang mekar, tapi

memancar logam yang terbakar.

Dari setiap lubang bom di Spanyol

Tumbuh lagi kelak: Spanyol.

Dari setiap peluru kejahatan kelak

lahir sebuah tempat, suatu saat,

yang ditemukan di hatimu.



Engkau bertanya, "Kenapa puisimu

tidak menyapa kami dengan mimpi-mimpi

dan daun-daun, gunung-gunung berapi

di negeri asalmu?"



Datanglah

Lihatlah darah di sepanjang jalan-jalan

datang dan lihatlah

darah di sepanjang jalan-jalan

Datang dan lihatlah darah

di sepanjang jalan-jalan!





[Catatan Jodey Bateman, penerjemah sajak ini dari Bahasa Spanyol ke Bahasa Inggris: Sajak ini adalah tentang Perang Sipil Spanyol dari tahun 1936 hingga 1939. Neruda saat itu bekerja sebagai diplomat di Kedutaan Chili di Spanyol. Pada tahun 1936, pemerintahaan Front Popular, dimana bergabung kaum Komunis, menang pemilu. Seluruh angkatan darat, kecuali enam orang pegawai kantornya, menolak untuk patuh pada pemerintahan baru itu. Dengan dukungan Gereja Katolik, empat jenderal Spanyol memimpin dan pemberontakan melawan Front Popular. Sebagian besar dari prajurit yang mendukung pemberontakan itu adalah kaum Moor, dari koloni Spanyol di Maroko. Nazi Jerman juga mendukung perlawanan itu, dan mengerahkan pesawat tempur barunya mengebom beberapa daerah yang masih dikuasai oleh Front Popular. Pemberontakan itu akhirnya berhasil menumbangkan pemerintahan yang secara demokratis menang pemilu itu, dan Jenderal Francisco Franco lalu naik ke tampuk kekuasaan dan menjadi diktator di Spanyol hingga akhir hidupnya tahun 1976.]