Sunday, February 14, 2010

Kondisi Perpuisian Seperti Apa yang Saya Bayangkan ada di Negeri Ini? (1)

1. Penyairnya Sejahtera

TIDAK hanya penyairnya, tapi siapa saja di negeri ini harus punya hak dan kesempatan yang sama untuk menyejahterakan diri. Ekonomi harus tumbuh baik. Industri berjalan produktif dan menghasilkan produk-produk bermutu unggul.


Jika penyair sejahtera - seperti warga negara lainnya - maka ketika karya sajaknya dimuat di surat kabar, ketika dia menerbitkan karya terbaiknya dan laris, atau ketika dia meraih penghargaan atas mutu karyanya dalam sebuah kompetisi yang berwibawa, maka dia tidak dicurigai oleh sejawatnya sedang mengakumulasi modal untuk kepentingan di luar puisi. Dia tidak dipandang sedang menaiki piramida sosial dengan materi yang ia dapat karena kualitas karyanya itu.

Kalau ada penyair yang dalam keadaan serba mungkin itu kemudian ia memilih membatasi kepemilikan atas uang, benda-benda, dan wujud materi apapun, maka ia tidak dipandang dengan sinis sebagai penyair kere. Kekereannya adalah jalan hidup yang sengaja ia pilih. Dan status sosialnya tidak akan jatuh karena pilihannya itu.

Penyair juga tidak dipandang aneh ketika dia dengan prestasi karirnya di luar puisi berhasil menyejahterakan diri. Dia tidak dilihat aneh kalau dia menikmati manfaat atas kendaraan model terbaru yang mungkin ia raih.

Penyair benar-benar dinilai, dihargai, diapresiasi, berdasarkan atas mutu karyanya. (bersambung)