KAMUS adalah peta kata. Penyair adalah penjelajah handal yang tak pernah takut tersesat. Jadi, perlukah penyair berpedoman pada kamus saja? Tidak perlu, karena petualangan tidak akan mengasyikkan. Tetapi menyair bukan seperti penjelajahan yang sengaja menyesat-nyesatkan diri.
Penyair adalah petualang yang menguasai seluruh lembar peta. Karena itu dia pun tahu kapan harus membuka jalan pintas, memotong jalur, menyeberangi sungai, bahkan membangun titian, yang tidak ada dalam peta kata, yang justru kelak akan dipetakan oleh orang lain.
Dan peta bukan kitab suci. Penyair boleh saja merobek-robek peta. Lalu menyusunnya lagi seperti permainan gambar acak. Tidak harus sama dengan sususan peta yang semula. Mungkin dari peta baru itu penyair bisa menemukan petualangan baru yang jauh lebih asyik.
Maka kuasailah peta, dan masukkan saja peta itu ke dalam ranselmu ketika kau berangkat menyair, berpetualang. Atau robekkan saja dan susunulang sesukamu.[hah]