KARENA kau guru filsafat cinta terbaikku,
dan aku murid yang terlalu cerdas, maka
dengan bengal kukatakan aku cinta padamu.
Karena kau fajar menghijaukan dedaunanku,
dan aku cinta yang tumbuh, maka mataku
kumataharikan, membuka pasti amat perlahan.
Karena kau embun yang menandai jejak fajar,
dan aku bayangan mata di tengah danau, maka
aku jadikan kau airmata di lembab tangisanku.
Karena kau malam yang rapuh, dan aku adalah
jembatan menyambung mimpi ke mimpi, maka
kubentengkan bentang lengan ke tabah tubuhmu.