Friday, October 14, 2011

Gempa Hati

TUBUHKU menahan gegap gempa
Guncang dari dua patahan bertumbukan
dari satu hati yang patah. Parah.

Tubuhku, tubuh yang tabah.




Ini getar yang tak terukur.
Sudah lama kuperingatkan diri sendiri:


Mengungsilah. 

Ungsikan hati, dari daerah rawan bencana ini.





Aku ingin pergi.
Menguji kaidah perbandingan terbalik: jarak dan rindu. 


Pada langkah pertama, aku sudah tahu, itu benar

Mutlak.


*


Atau biar begini saja


Aku nanti mati, tertimbun
reruntuhan rasa: cintaku sendiri.


Tanpa pernah berharap kau kelak
datang menziarahi, menaburkan maki.