Sunday, October 2, 2011

Soneta ke-10

Sajak Pablo Neruda

Kelembutan itu adalah bagai musik, kayu,
permata agatis, gaun, gandum, persik telusmata
lalu mereka membangun patung pelarian,
menghadang gelombang, menentangkan kesegarannya

Jari lautan memercik di kaki legam matahari itu,
meniru jejak telapak, menggambar di pasir itu.
Dan kini dia adalah nyala mawar api betina
buih yang diperdebatkan matahari dan lautan

Semoga tak tersentuh kau kecuali oleh sejuk garam!
Semoga cinta pun tak merusak utuh semi musim itu.
O, Jelita, suara gema buih yang tak tersudahkan,

semoga pinggang pualammu di air itu menjadi
cermin baru bagi angsa dan bunga lili berkaca
dan mendayung patungmu dengan kristal kekal.


Soneto X

Suave es la bella como si música y madera,
ágata, telas, trigo, duraznos transparentes,
hubieran erigido la fugitiva estatua.
Hacia la ola dirige su contraria frescura.

El mar moja bruñidos pies copiados
a la forma recién trabajada en la arena
y es ahora su fuego femenino de rosa
una sola burbuja que el sol y el mar combaten.

Ay, que nada te toque sino la sal del frío!
Que ni el amor destruya la primavera intacta.
Hermosa, reverbero de la indeleble espuma,

deja que tus caderas impongan en el agua
una medida nueva de cisne o de nenúfar
y navegue tu estatua por el cristal eterno.


Sonnet X

This beauty is soft-as if music and wood,
agate, cloth, wheat, peaches the light shine through
had made an aphemeral statue.
And now she sends her freshness out, against the waves.

The sea dabbles at those tanned feet, repeating
their shape, just imprinted in the sand.
And now she is the womanly fire of a rose,
the only bubble the sun and the sea contend against.

Oh, may nothing touch you but the chilly salt!
May not even love disturb that unbroken springtime!
Beautiful woman, echo of the endless foam,

may your statuesque hips in the water make
a new measure - a swan, a lily-, as you float
your form through that eternal crystal.