Monday, October 10, 2011

Ruang yang Terbuka dan yang Tertutup

Sajak Tomas Transtromer


SEORANG  lelaki merasa dunia-kerjanya seperti sarung-tangan.
sejenak dia ambil jeda tengah hari berbaring di samping sarung-tangan di rak.
Mereka lalu tiba-tiba membesar, menyebar
dan dari dalam menggelapkan seisi rumah.

Rumah gelap itu ada jauh di sana, di antara angin musim semi.
'Amnesti', merebak bisikan di rerumputan itu: 'amnesti'.
Ada bocah lekas lari pada jalan gaib naik menuju ke langit
di sana mimpi liar hari depannya terbang seperti layang-layang lebih besar dari kota tepi kota.

Menjauh ke utara dari puncak kau bisa lihat karpet biru tak berbatas hutan pinus, di situ bayangan awan
diam berdiri.
Tidak, melayang terbang.






Open and Closed Spaces

A man feels the world with his work like a glove.
He rests for a while at midday having laid aside the gloves on the shelf.
There they suddenly grow, spread
and black-out the whole house from inside.

The blacked-out house is away out among the winds of spring.
'Amnesty,' runs the whisper in the grass: 'amnesty.'
A boy sprints with an invisible line slanting up in the sky
where his wild dream of the future flies like a kite bigger than the suburb.

Further north you can see from a summit the blue endless carpet of pine forest
where the cloud shadows
are standing still.
No, are flying.