Tuesday, April 18, 2006

Kerudung dan Baju Kabung

SEPERTI gelitik rintik di kota yang berisik

Hujan menjerat jerit, malam yang berselisih
Engkau sudah bisa tabah memahat pahit di tanah

Kau ingat berisik mesin jahit, dan serak perca

"Aku buatkan kau kerudung. Dan baju kabung.
Pakailah, kelak bila kau antar aku ke kubur."


IA hanya ingin meminta, ayahnya merancang lagi
pakaian boneka-boneka. Seperti dulu ketika ia
sandingkan pangeran dan putri raja. "Ayah, aku
ingin berbahagia seperti mereka. Selamanya."

Dia tak lihat ada rembes air mata di wajah tua.