Sunday, November 21, 2004

[Ruang Renung] Ikuti Kemana Kata Menyeretmu

TANYA: Dalam Buku "In Wonderful Words, Silent Truth" Anda sebutkan, ketika mencoba menghadirkan kembali sebuah momentum di atas kertas, bahasa mengambil alih dan saat itu juga kata-kata punya daya pikir sendiri. Bisakah Anda jelaskan bagaimanakah bahasa menjadi sang pengendali dan penyair hanya penerima bahasa?



JAWAB: Ketika kau mulai meletakkan kata-kata di atas halaman-halaman kertas, ada proses asosiatif yang mengambil alih. Dan, semuanya terjadi tiba-tiba, ada banyak kejutan di sana. Ya, segalanya terjadi tiba-tiba, kau jadi ngomong sendiri, "My God, bagaimana ini bisa terlintas di kepalamu? Kenapa ini bisa ada di halaman kertas ini?" Saya begitu girang ketika ini terjadi. Dan saya tak menentang proses itu; Saya hanya mengikuti kemana saya dibawa.



Saya ada contoh. Saya punya sajak yang saya tulis hari ini. SI Tukang Omong dalam sajak itu berjalan-jalan tengah malam di lorong-lorong Manhattan. Jalanan gelap. Nyaris seperti hasrat untuk menyerempet bahaya, ketakutan dalam situasi gelap. Dia menelusuri gang-gang sepi di Manhattan saat itu malam musim dingin. Ketika saya mulai menulis sajak itu, saya memang punya beberapa gagasan apa yang kelak ditemui si tokoh tadi sepanjang perjalanannya. Saya lihat dia lewat di Broadway dan pergi ke Canal Street. Tapi, ketika saya mengerjakan sajak itu, tiba-tiba saja seluruh proses penulisan sajak itu diambil alih oleh kejutan-kejutan. Maksud saya, si tokoh tadi tiba-tiba melewati persimpangan-persimpangan yang tak terduga. Pemandangan yang mengejutkan bertubi-tubi datang dalam pikiran saya. Lalu kata-kata di halaman itu seperti bercumbu; mereka saling memikat satu sama lain.



Tulisan tangan saya juga jelek banget, lho. Kadang-kadang saya salah membaca apa yang telah saya tulis, tapi saya jadi seperti menemukan kata lain. "Oh, inikah yang saya tulis tadi?", lalu saya bilang, "Bukan, bukan itu," tapi yang lain pun datang lagi. Akhirnya, hasilnya sajak itu jadi lebih menarik. Beginilah bagaimana proses penulisan sajak itu terjadi. Ini petualangan yang sesungguhnya, kemana dia menyeretmu, lalu apa yang kelak terjadi.