Friday, May 21, 2004

[Tentang Puisi] Pertalian dengan Dunia Luar

PENYAIR yang menyekatkan perhatian pada diri sendiri hanya menghasilkan sedu-sedan dan keluh kesah, bukan sajak yang cukup berarti. Nilai sajak baru diperoleh setelah ia sanggup mengatasi perhatian pada diri sendiri dan mempertalikan diri dengan lingkaran dunia yang lebih luas. Duni di luar dirinya itu adalah segala yang hadir sebagai alam fisik, seperti batu dan pasir, angin dan laut, tetumbuhan dan hewan, maupun yang berkembang sebagai alam kejiwaan dan kerohanian adlam ujud tanggapan dan pengertian yang terekam di dalam seni, ilmu, dan filsafat.



Dunia luar itu membebaskan penyair dari kesempitan cintanya kepada diri sendiri dan melibatkan kepentingan dirinya dengan peri kehidupan yang lebih luas dengan menyangkut pengalaman manusia yang beragam-ragam.



* Subagio Sastrowardoyo, dalam Dan Kematian Makin Akrab, Grasindo, 1995)