Drama Pertemuan Bapa Adam dan Bunda Hawa, 2
I
INI penantian yang sempurna. Bertahun-tahun Hawa menunggu
di sana. Tanah subur datar berbagi sisi dengan telaga. Ada dua
unggas berenang riang di beningnya. Kelak kita menyebutnya
sebagai sepasang angsa. Sepasang makhluk indah berbahagia.
II
INI kesetiaan yang tiada tara. Hawa teramat yakin, Adam akan
tiba, kembali jua hanya kepadanya. Ada sarang yang hangat
di sela rumput tinggi di tepi telaga. Ada tujuh telur yang selesai
dierami, lalu menjelma tujuh makhluk mungil lembut kuning muda.
HAWA serta merta merasa ada yang hangat dan tumbuh di dalam
rahimnya. Rindu kepada Adamnya tiba-tiba makin mengada. "Aku
terlalu mengada-ada?" Tidak, dihalaunya sendiri keraguannya. Lalu,
segera dipetiknya sehelai daun terlembut, dan menjeratkannya ke
pinggangnya. Menjaga rasa kasih yang pertama. Kelak dari rahim
yang terjaga itu, lahir suku-suku dan bangsa-bangsa.
III
INI pertemuan yang tak terperi indahnya. Sore nyaris saja senja. Langit
tanpa awan, kecuali sepotong yang bergegas lari ke utara. Telaga seperti
beku. Angin enggan menyentuh permukaannya. Dan mekarlah semesta bunga.
MENYAMBUT Adam tiba. Ia tak membawa apa-apa, kecuali setangkai bunga
berduri yang tak sengaja dipetiknya. Itulah mawar yang pertama. Itulah
persembahan yang pertama. Hawa menciumi segar merahnya, tersebab
wangi dan sesak bahagia di dadanya. Lalu keduanya meneduhkan letih
di tempat yang paling terlindung. Waktu seakaan berhenti mengabadikan
pertemuan yang hanya dicatat oleh diam itu.
DAN Tuhan, yang tak bisa menahan bahagia, nyaris saja memutuskan
untuk memerintahkan Adam dan Hawa kembali ke surga. Nyaris saja....
Apr 2003