ANAKKU MENGGAMBAR PERANG
PIJAR bom yang jatuh entah di mana di kota mimpi indah itu
berwarna hijau sesegar seledri menggairahkan. "Wow, lihat
bentang pemandangan yang sangat memukau, bukan?"
LANGIT bergembira, dikepung kepul asap jingga. Di sela-
selanya, percik sinar mortir baja. "Ah, indahnya!" Seperti
ada paduan suara, dentum bersahut dengan gema-gema.
KAPAS dan perban putih mencium bibir-bibir luka, ada
bekas darah di tengahnya. "Hmm, bayangkan cantiknya!"
Mahkota sempurna mawar-mawar, merekah segar mekar.
LALU anakku menunjukkan kertas-kertas itu padaku.
"Abah, kayaknya ada yang salah pada gambar-gambarku..."
(Oh, anakku, bagaimana lagi aku harus membohongimu).
Apr 2003.
Note: Puisi berikut ini diposting oleh TS Pinang di milis penyair 6 April 2003. Matur nuwun, Om Pin. Karena puisi ini, Shiela jadi ingin cepat bisa membaca. Aku tidak akan memaksanya.
LOMBA MENGGAMBAR
TS Pinang
: shiela aspahani
lihatlah Shiela dan meja pikniknya
ada kertas di atas meja itu. Shiela sedang menggambar
Shiela menggambar pohon. daunnya biru. ia tak suka menggambar api.
Shiela suka menggambar matahari kuning oranye. Shiela menggambar
perahu di dalam akuarium, dan putri duyung berwarna ungu. "dia sedang
flu," kata Shiela malu-malu
Shiela menggambar balon warna maron. "warna merahku telah habis, "
kata Shiela. kemarin ia memang menggambar perang. Shiela menggambar
mega. ia tampak ragu mewarnainya
Shiela menggambar petak sudahmanda. merah, kuning, hijau muda.
seorang anak duduk di pinggirnya. "kakinya luka," kata Shiela.
mungkin kena pecahan kaca. Shiela menggambar laut, ada gawang sepak
bola di sana. "lapangannya terbakar bom," Shiela tersenyum simpul
Shiela menggambar langit
senyumnya menguap seketika
april 6, 2003
Note: Ompit Abimanyu meninggalkan puisi berikut ini di buku pesan (Judul dari HA)
KUAS INI KITA KEMASI
Ompit Abimanyu
anakmu menggambar perang di keningku
menjadi asap obat nyamuk menyedak
lubang hidung yang terbuka mencari bau kembang.
malam malam ketika bulan pucat tanpa maskara.
puisi telah disimpan. atau dibuang?
shiela, angin semakin dingin, sayang.
mari kita gambar anak pipit yang
menggigil di ranting sengon.
menyempurnakan garis luka dikening jam.
atau mari, kuas ini kita kemasi.
sebab abah telah menanti. di atas ranjang,
semoga mimpimu penuh bintang atau senyum para
peri melayang. menghapus jejak darah dan
mesiu dari buku buku jemarimu.
shiela. selamat menikmati belai mimpi.
sehangat lengan abah selembut senyum umi.
2003