Kuda yang habis ringkik, menerjang ke kosong,
terperangkap senyap cuma ada di kulit kanvas.
Tuan, kuburmu kenapa lagi musti kami gali?
Bila hidupmu kembali di masa kacau balau ini
hanya membuat sesal telah kau selempangkan
semangat: gamang di kanan, tangis di kiri.
Barisan kini tak tentu tuju. Kepercayaan tumpas,
mengabu, mendebu. MAJU. Tapi, kemanakah MAJU?
Umur pun tak lunas, tak terbayar seharga ajal.
Kami telah mati, berkali-mati, sebelum berarti.
Nyala enggan negeri, antara padam dan habis api.