Apa bisa? Selalu termulai dengan bertanya,
buat Tuan, yang sejengkal selalu dari dia.
Apa bisa? Ini negeri anak-anak mengemiskan
apa saja, sebab kemiskinan cuma angka-angka
di rapat kabinet kita, dan serakan notes,
yang kau rapikan di laci meja Istana Negara.
Semalam di Jakarta, aku tak tahu apa lagu,
seperti sama saja syair dan nada: luka, luka,
luka. Perban tak pernah sampai membalut,
darah netes, darah netes, ah negeri cedera!
Apa bisa? Tuan, aku belum jauh jalan, sebab
pincang ini sudah lama, sejak langkah pertama.