KAU kereta, tidak bawa siapa-siapa,
mengejar waktu yang makin berjarak
Segalanya menjauh, nama-nama kota,
kilometer yang tak terangka angka
Di jendela kau cuma bisa kenali senja,
malam masam, sinar bulan yang enggan,
singsing pagi, matahari tak lagi berarti.
Aku, cuma penumpang amat gelap, tak
berkarcis tak bertuju: tak tahu sejak
bila, telah buta mulut, telah bisu mata
Menyanyat diri, duga kini: Ini kereta
apa di sini juga sekubur sehidup umur?