YANG sembunyi di dalam mataku
Menatap pada tebing punggungmu
Karena ia terbuka, maka aku mengira
Kau tantang aku berani menebaknya
Yang mengarang di tungku diriku
Mengapi tersebab tebas betismu
Karena langkahmu semakin tajam
Aku menjelaga, lekat ke silam sepi
Yang memelangi di dinding langitku
cahaya ragu dari kembang gaunmu
Karena aku hidup yang tak bermusim
Aku tinggal ladang tak bertanaman