Adrienne Rich |
21 Sajak Cinta
II.
AKU terbangun di kamarmu. Dan tersadarkan, mimpi itu baru saja.
Terlalu lekas, alarm jam memisah-leraikan kita, dari kita,
sudah berjam-jam aku duduk di meja kamarmu. Aku tersadarkan, itu tadi mimpi apa:
sahabat baik kita, penyair itu, berkunjung ke kamarku
kamar yang telah berbilang hari aku menulis di situ,
kertas draf, karbon, sajak-sajak berserakan, di mana-mana,
dan aku ingin tunjukkan padanya satu sajak,
bait-bait kehidupanku. Tapi lalu aku menggamang,
dan terbangun. Engkau mengecupi rambutku
dan aku terbangun. Aku bermimpi bahwa engkau adalah sajak,
Aku katakan, engkau sajak yang ingin kutunjukkan pada seseorang...
dan aku tertawa, lalu bermimpi lagi
tentang keinginanku menunjukkan engkau pada siapa saja yang aku cintai,
kita membuka-menyatakan cinta kita bersama
dalam sentak-hentak gravitasi, yang tak sederhana,
yang membawa bulu-bulu rerumputan jauh jatuh ke udara yang tak ternafaskan.