Wednesday, October 19, 2005

[KISAH] Sebelum Nelayan Melaut

Kue-kue itu harus sampai ke warung sebelum nelayan pergi melaut. Anak lelaki itu berjalan tanpa alas kaki, menjunjung talam besar berisi penuh irisan-irisan kue. Kue itu dibuat oleh ibunya. Sebelum pagi benar-benar sempurna. Artinya tanda-tanda fajar di timur langit masih ada.

Dia tidak berteriak, "kue, kue!". Meskipun selalu saja ada yang memanggilnya sebelum sampai ke warung, memanggilnya untuk singgah lalu memilih dua tiga potong kuenya untuk sarapan.

Tugasnya hanya mengantar kue-kue ke warung. Warung itu tak jauh dari pangkalan kapal-kapal melayan. Sambil berjalan dengan talam berisi penuh kue di kepalanya, dia suka memandangi langit timur. Jingga perlahan menyusut ke biru langit. Menciptakan ciprataan warna serupa di permukaan laut.

Tapi pemandangan yang paling ia suka adalah ketika nelayan-nelayan membungkus kue yang baru diantarkannya ke warung. Dia akan bercerita kepada ibunya tentang peristiwa itu. Bukan, bukan pemandangan jingga fajar yang perlahan menyusut itu. Dia tahu cerita apa yang paling disukai ibunya.