AKU kira bukan hanya ujung hidung dan pelipismu yang berpeluh,
ketika kau kunyah renyah dada berbubuk merica, semulut penuh.
"Ini menu baru," seperti begitu, sabda Kolonel Sanders dalam teks
promosi itu, "Kami tambahkan sesuatu, pada 13 rahasia bumbu!"
Dan kami antre di depan kasirmu, seperti barisan umat minta berkat,
atau para duafa berbaris di balai kota, minta sedekah dari penguasa.
Di kerumunan itu, tentu saja tak ada engkau, Marsya, tentu saja tak ada.
Lalu di layar besar itu kau berlalu, setelah mengibaskan palma tanganmu,
menyeret gaun saos tomatmu, dan aku tak mau menebak arti ajakan itu.