Pulanglah, Nak, Pulang/ Sebab mesti kukabarkan kematianmu.
Sebait sajak di atas ditulis oleh Juan Gelman. Kita bisa mengerti bagaimana bait itu lahir setelah membaca sekilas riwayat hidupnya. Ia lahir di Buenos Aires, di kawasan Villa Crespo, 3 Mei 1930. Dia anak ketiga dari imigran Rusia-Yahudi. Pada umur tiga tahun dia sudah belajar membaca. Seperti bocah lelaki kebanyakan dia menghabiskan masa kanak dengan bersepeda, main bola, dan membaca.
Sejak 1956, dia telah menerbitkan lebih dari 20 buku. Dan pada bulan April 2008, namanya diumumkan sebagai penerima Hadiah Cervantes 2007, sebuah penghargaan sastra dari Kerajaan Spanyol untuk karya-karya yang ditulis dalam bahasa Spanyol.
Dia dinilai layak mendapat penghargaan itu "untuk keteguhan komitmennya pada puisi, dimana keadilan dan perdamaian di dunia menjadi perhatian utamanya sebagai penyair". Dan bagi Gelman penghargaan senilai lebih dari Rp1 miliar itu, telah membela dan mempertahankan puisi agar tetap bertahan sebagai "pohon gugur daun yang bisa menaungi".
Gelman adalah sastrawan Argentina keempat yang menerima hadiah serupa, setelah Sabato (1979), Jorge Luis Borges (1984) dan Adolfo Bioy Casares (1990). Tahun ini Gelman mengalahkan para kandidat lain Nicanor Parra (Chile), Mario Benedetti (Uruguay), Blanca Varela (Peruvia) , Fina Garcia Marruz (Kuba) dan tiga nama dari Meksiko Elena Poniatowska, Margo Glanz , Jose Emilio Pacheco.
Sajaknya bertema kekayaan budaya Yahudi, keluarga, Argentina, keterusiran dan tango. Sajaknya merayakan kehidupan tetapi juga menyentuh dengan komentar-komentar sosial dan politik, refleksi dari kepedihannya sendiri akibat terlindas mesin politik di negerinya.
Ketertarikan pada puisi telah terbangun pada dirinya sejak usia dini. Ada lahir anekdot pada kurun usia kanaknya itu. Pada usia 11 atau 12, Gelman kerap mengigaukan puisi. Puisi yang ia rasakan luar biasa, yang sayangnya ketika ia bangun, tak sebait pun yang bisa ia ingat.
"Hari ini kita berkumpul di sini, untuk memastikan sekali lagi, bahwa puisi Anda bukan mimpi, tetapi kenyataan yang dahsyat, bergerak, dan tak terlupakan," kata Raja Spanyol Juan Carlos ketika menyerahkan medali simbol Hadiah Cervantes di Alcala De Henares, tempat kelahiran Miguel de Cervantes Saavedra, sang pengarang "Don Quixote" itu.
Pada usia delapan tahun ia sudah membaca karya Dostoevsky 'The Insulted and Humiliated'. Ketika remaja dia bergabung dengan beberapa komunitas sastra dan kemudian mendapatkan pekerjaan penting sebagai wartawan.
Sampai tahun 1975, dia menjadi aktivis politik yang gigih dan terlibat jauh dengan Mononeros, walaupun kemudian dia menjarakkan diri dengan kelompok itu. Setelah kudeta di tahun 1976, dia terpaksa melarikan diri dari Argentina, menjadi kaum eksilan, selama duabelas tahun.
Pada tahun 1976, anaknya Marcelo dan menantunya yang sedang hamil, Maria Claudia diculik, disembunyikanentah di mana dan kemudian mati dieksekusi. Dua orang terkasih yang hilang bersama ribuan orang yang dihabisi tanpa jejak selama rejim militer berkuasa di Argentina.
Dia menetap di Eropa hingga tahun 1988, dan ketika ia kembali ke Argentina dia bekerja untuk surat kabar terbitan Buenos Aires Pagina 12. Tahun 1997, Gelman menerima Hadiah Puisi Nasional Argentina, sebagai pengakuan atas karya sastranya. Saat ini ia tinggal Meksiko bersama istrinya dan tetap menulis untuk Pagina 12.
"Saya sudah mati berulang kali, dan lebih menderita lagi ketika mendengar berita kawan dan kerabat saya yang terbunuh dan hilang," ujar lelaki berambut kelabu, berbicara lembut dan bermata sedih ini.
Beberapa tahun kemudian di tahun 2000 di Uruguay, ia menemukan cucunya yang sempat dilahirkan sebelum sang menantu dibunuh. Bayi itu diadopsi dan dirawat oleh seorang keluarga yang propenguasa. Macarena nama anak itu. Anak perempuan itu segera mengubah nama belakangnya menjadi Macarena Gelman, dan dia dengan bangga menjadi penyaksi dari segelintir keluarga Gelman, saat kakeknya, sang penyair menerima medali simbol anugerah Cervantes.[]