BILA malam-malam sepi begini, ia ingin sekali
ngelilingi negeri, bersisinggah di rumah-hati.
"Selamat malam, apakah Anda sedang membaca puisi?"
Bila si empunya rumah menjawab 'ya', maka ia akan
memberi sekecupan di ujung jari. Lalu ia minta
izin untuk menangis dua-tiga tetes airmata saja.
Ia pun meminta si empunya rumah untuk bercerita,
lalu kisah itu langsung ia gubah jadi hadiah: puisi.
"Sebagai bonus, kubagikan sebuah sajak ringan-renyah
yang telah lama kuolah, kupilih dan semoga sesuai untuk
menemani Anda dan sepi yang kelak hendak bertamu lagi."
*
BILA malam-malam sepi begini, ia kerapkali tertidur
dan ia selalu saja lupa mematikan pesawat televisi.