Thursday, September 1, 2005

Pintu Belakang

Sajak Ted Kooser

    Pintu yang kita lintasi ketika melangkah keluar
ke masa lalu, begitu mudah ditolak dan terbuka,
seringan udara, pintu berjaring kawat hijau
dengan pegas kendur menjuntai. Ada pengait
yang tak lagi terkaitkan, ada yang sudah
terjadi rupanya: ada yang lebih dahulu tiba
dari masa lalu dan mencuri sesuatu yang baik
dari masa kini. Kita tahu siapakah mereka.
Telah kita coba menggentarkan hatinya,
kita berpindah dari rumah ke rumah,
dari kota ke kota, tapi toh mereka menemukan
kita lagi, menemukan lagi. Kau lihat mereka
datang, terkadang dari jauh yang jauh --
seorang gadis yang molek, jejaka yang elok,
melangkah mendekat di gerbang taman belakang,
berjenak sejenak memetik kuntum-kuntum mawar.


THE BACK DOOR

    The door through which we step out
into the past is an easy push,
light as the air, a green screen door
with a sagging spring. There's a hook
to unhook first, for there have been
incidents: someone has come up
out of the past to steal something good
from the present. We know who they are.
We have tried to discourage them
by moving from house to house,
from city to city, but they find us
again and again. You see them coming
sometimes from a long ways off —
a pretty young woman, a handsome man,
stepping in through the back garden gate,
pausing to pick the few roses.