Sunday, March 28, 2004

Anak-anak Malaikat

Syair Rabindranath Tagore



Mereka berteriakan dan bergelut; mereka gamang dan

putus asa, mereka tahu tak habis pertengkaran itu.



Tapi, biarkan hidupmu hidup di tengah mereka seperti

kobar cahaya, anakku, cahaya murni tanpa kerdip,

membawa kegirangan mereka pada kesenyapan.



Mereka lalim dalam ketamakan dan rasa cemburu,

Kata-kata mereka pedang mengintai, haus darah.



Tapi, kau pergilah ke sana dan berdiri tegak di antara

hati mereka yang memberengut, anakku, dan tebarkan

lembut tatapmu, seperti damai senja yang memaafkan

pertelegahan meletihkan, sepanjang hari itu.



Biarkan mereka memandangai wajahmu, anakku,

Biarkan mereka mengerti makna segala-galanya;

Biarkan mereka mencintamu, lalu saling mencinta.



Datang dan duduklah di tak terhingga dada,

anakku. Ketika matahari terbit bangkit membuka

hatimu, anakku, bagi kelopak bunga bermekaran,

dan ketika matahari terbenam menekurkan wajahmu

senyap sunyi: sembahyang yang melengkapi hari.









Gambar dari ANGEL IMAGE by G TROVATO





THE CHILD-ANGEL



They clamour and fight, they doubt and despair, they know no end

to their wranglings.



Let your life come amongst them like a flame of light, my child,

unflickering and pure, and delight them into silence.



They are cruel in their greed and their envy, their words are

like hidden knives thirsting for blood.



Go and stand amidst their scowling hearts, my child, and let your

gentle eyes fall upon them like the forgiving peace of the

evening over the strife of the day.



Let them see your face, my child, and thus know the meaning of

all things; let them love you and thus love each other.



Come and take your seat in the bosom of the limitless, my child.

At sunrise open and raise your heart like a blossoming flower,

and at sunset bend your head and in silence complete the worship

of the day.