Note: Ibnu di Pontianak terima kasih atas puisinya yang inspiratif. Untuk Nanang di Jakarta terima kasih juga atas permainan yang mengasyikkan ini. Untuk pasir, ombak dan angin serta Tuhan yang memberi daya imajinasi: TERIMA KASIH----HA
/Kepada Ombak Kepada Angin/
Hasan aspahani
kata pasir kepada ombak, cemburu bukannya aku tak hendak
bukankah engkau yang mengantar pesan dalam botol retak?
kita pun bersama menebak-nebak siapa yang datang kelak...
kata pasir kepada angin, iri hati bukannya aku tak ingin
bukankah engkau yang menghapus seluruh jejak jejak kemarin
lalu membiarkan aku tertawan di bawah matahari yang lain...
/Tapi Aku Cemburu/
Nanang Suryadi
tapi ia membangun rumah menulis namanya di tubuhku, kata pasir
tapi aku cemburu, kata ombak
ya ya aku juga benci dia, kata angin badai ikut menyela
lalu dirobohkannya rumah pasir dengan deru anginnya
di atas pasir dicoretkan kembali namamu
di atas pantai dibangun kembali istana pasir mimpimu
walau berulang ombak dan angin
bersekutu menghapus dan meruntuhkan
rindu dan cinta itu tetap untukmu
/Akulah Pasir/
Hasan Aspahani
akulah pasir, akulah bunga yang dipetik ombak
dari karang lalu kubentang pantai butir demi butir
akulah pantai, akulah dada yang dituju rindu ombak
yang datang dengan lelah marah lalu takluk peluk demi peluk
/Lekas Catat Namaku/
Nanang Suryadi
"lekas catat namaku, sebelum ombak menghapusnya, karena cemburu"
di pasir yang basah di fajar yang rekah kau tulis nama
sebelum ombak menghapusnya, karena cemburu
/Bunga Pasir/
Ibnu HS
jika kau kembali
entah suatu
ketika nanti
bawakan sekeranjang
bunga pasir
dari pantai tempat
dulu kita simpan
kesetiaan
di karang-karang
juga nama
-nama yang
barangkali
tak sempat dihapus
gelombang
karena selalu saja
ada yang tersisa
sebelum
menjadi sia
-sia
.
Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Thursday, March 6, 2003
SAJAK OMBAK, SAJAK PASIR, SAJAK ANGIN