: dd
KARENA mata kita adalah jendela rumah-rumah di Eropa,
menangislah: airmata itu bunga yang kita pajang di sana.
Bunga itu mungkin Petunia. Kita terperanjat, bagaimana
warna itu bisa ada. Duka yang meriah. Kita berbahagia.
Karena hati kita adalah ladang-ladang sebentang benua,
maka kita bangun rumah batu yang kita rekat dengan cinta.
Jika kita tak menemukan kota yang dulu kita hapal namanya,
kita sepakati saja, rumah kita, sebagai pusat dari segalanya.
Kita beri nama indah pada kota yang kita imajinasikan: Kota,
Kita, Imajinasi, hingga Italo Calvino mengira benar-benar ada.