Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Saturday, August 7, 2004
Spiderman, Dongengan Pahlawan
: Parker dan Lee
"Di balik kudung kedok,
menjadi pahlawan cuma
semacam nasib buruk."
New York adalah ruang museum impian, Mary Jane,
tempat khayalan diberi tubuh, diberi kenyataan.
Kenapa gigitan racun laba-laba itu tidak menusuk
tanganmu saja, bukan? Karena cerita dan kita perlu
pahlawan. Begitulah, dalam setiap dongengan,
selalu ada yang harus dijadikan korban.
"Dan aku harus bergegas
setiap kali datang raungan
sirine polisi dan ambulans."
New York adalah kantor surat kabar, Mary Jane,
tempat keingintahuan jadi barang perdagangan.
"Tak Ada lagi Spiderman! Tak Ada lagi Spiderman!"
Mereka temukan topeng yang kau ingin lupakan.
Dan dalam setiap dongeng, selalu ada alasan
agar sang pahlawan harus segera dikembalikan,
dengan ikhlas atau didesak paksaan. Sebab
yang jahat selalu meminta dilumpuhkan. Sebab ada
yang memohon, "Aku ingin mati di tanganmu, Pahlawan."
"....dan dongeng tak pernah
mati, tak akan pernah juga
kehabisan nama pahlawan."