CERITA dengan adegan kau dan aku, tanpa sutradara. Dan kita
salah tingkah, bagai ada ratusan kamera, sembunyi, merekam kita.
Dan aku tiba-tiba menjadi penyair, menulis sajak-sajak. Gagap
kita membacanya. Kita seperti sama-sama baru belajar aksara.
Cerita dengan tanda-seru di setiap akhir kalimatnya. Ya,
di usia semekar saat itu, kita tak mengenal tanda-tanya.
"Wahai, para Ahli Bahasa, kalian harus membuat tanda-senyum
untuk kisah-kisah kecil kami," aku berseru, dan kau tertawa.