Monday, December 6, 2010

Melangkah Aku Seperti Langkah Seorang Lelaki

ENGKAU menggagau tentang serentang pantai - dari
negeri yang pergi pada tahun yang panas - maka
pantailah Tubuhmu: menghampar - harum dan lapar!

Seperti halaman iklan minyak wangi, yang sobek dari
tebal eksemplar, majalah yang sesak gaung gambar!

Yang padamu terkapar, Aku, yang dilepaskan angin,
beliung besar, meliangi langit, lalu mengumpar liar

Aku mulai gerilya ini, menghadapi bayangan sendiri,
Mandi pedas pasirmu, kuarsa yang menggeranyami hati

Petang renta. Matahari melampui: kuning yang lampau
Sebentar lagi pecah dan berpijar, merah darah ular
Aku sudah berulang kali menengok pada angka digital,
Casio - kedap air, 200 meter - jam yang menjangkari

*

KALAU laut berteriak, maka kalimatnya adalah ombak!

Ia tak bawa nama siapa saja, sampai ia sebut teluk
Tempat singgah penyu tempayan, dari jauh perjalanan,
ribuan mil pilgrimaji, ke pasir ia dulu ditetaskan,
yang terkotori, bungkus makanan dan kaleng minuman

Sampah ini, seperti caci-maki yang tak dihendakkan!

*

Apa yang sudah kutemukan? Atau kuresahkan? Aku petani
terancam hama serangga, pasti tak bisa jaga, biji per
biji, galu-galu padi. Musim mengetam sebentar lagi.

Kalau nanti kusaksikan letak paksi ke arah paksina,
aku juga harus pulang ke sana, melipat peta, lalu
melangkah seperti langkah kaki seorang lelaki -
seperti lagu yang aku dengar dari Springteen - dan
menuliskan puisi yang aku takut pada bait-baitnya.