: Sri Mulyani Indrawati
SEPERTI pada sebuah bar liar. Barbar!
Kau ke sana dengan pistol yang sabar.
Ada api yang mulai disulut. Dan teriak:
Bakar! Bakar! Kau duduk, teguk airtawar.
Mereka tahu, kau penembak jitu, mereka
tahu. Mereka kira kau tak punya peluru!
Ada bahana ringkik kuda menjemput di luar.
Kami, orang-orang lapar, di kota hingar,
tak bisa bertanya pada sherif terakhir,
seperti sudah lama ia mati, tak berkubur.
Para begundal itu menembaki mulut sendiri!