Maaf, belum ada pilihan komentar jadi belum bisa mengucapkan terima kasih atas jawaban-jawaban bung HAH. Hmm, bagaimana ya cara memupuk cinta yang dalam -seperti anda- untuk komitmen terhadap karir kepenulisan? :)
Menulislah, seolah-olah kamu akan mati kalau tidak menulis. Itu kata Rilke. Saya tidak akan mati kalau saya tidak menulis. Sejak SMA saya bekerja di surat kabar. Selepas kuliah, saya pernah mencoba kerja bukan di media. Saya kerja di hutan. Eh, di sana saya masih menulis juga. Selebihnya, hingga sekarang saya selalu kerja di media.
Untuk menjadi penulis, kata para penulis besar, kita harus jadi pembaca yang lahap. Saya pembaca yang rakus. Itu yang membuat saya selalu merasa punya sesuatu di kepala untuk jadi bahan tulisan.
Karir? Saya belum hidup dari tulisan-tulisan saya. Saya hidup dari gaji saya sebagai wartawan. Honor dari puisi impas untuk beli buku saja. Kelak, saya ingin hidup dari buku-buku yang saya tulis.