Oleh Ook Nugroho
Tentulah butuh kearifan khusus bagaimana menggabungkan dua jenis dunia yang bergerak bertolak belakang itu—jurnalisme yang mensyaratkan “kesegeraan” dan dunia puisi yang meminta kedalaman, dan itu tentunya antara lain berarti adanya “perlambatan” tempo—menjadi sebuah sintesa yang padu. Penjelajahan ke banyak ihwal itu membawa HAH ke banyak eksperimen bentuk dan gaya pengucapan sajak, yang tidak selamanya bisa ia menangkan.