Sajak-sajak Hasan Aspahani ibarat sebuah gerbong kereta yang mengangkut arwah penumpang yang telah lama mati. Arwah penumpang itu ditangisi oleh banyak orang karena ia merupakan nenek moyang, pemangku segala tradisi dan kearifan. Dengan tertatih-tatih, gerbong sajak HAH mengangkut kenangan itu untuk dijelmakan lagi dalam sajak Indonesia terkini. Sebagian arwah hidup kembali, sebagian yang lain sekarat, dan ada yang mati terlindas gerigi kereta. Akan tetapi, arwah yang hidup itu, menyita perhatian karena penampakannya yang unik dan segar.
Syaifuddin Gani