: Pakde Totot
/1/
"MASIH ingat saya, Tuan?" tanya seorang teman dari
dalam gambar iklan. Dia mau saja diajak bersalaman.
Dia pura-pura ingat, padahal setelah dengan susah payah
membongkar kenangan, belum juga nama itu ditemukan.
Di mana dulu kami bertemu: di sebuah kotak pesan atau
di pekan festival filem, setelah menonton satu pertunjukan?
"Oh ya, apa kabar? Masih betah juga di dunia iklan?"
Ah, mau kemana lagi. Di sini kan masih bisa enak makan.
Masih bisa merayakan kehidupan. Masih bisa ketawa
walaupun stres dikejar deadline: monster laba-laba berkaki
delapan yang suka menjeratmu lupa-mandi-lupa-makan,
di jaring perangkap kantor delapan hari delapan malam.
/2/
"MASIH ingat saya, Tuan?" lagi-lagi teman dari dalam
gambar sebuah iklan mengajak salaman dan kemudian
minta dia mengabadikan adegan: bikin foto kenangan.
Dia mulai ingat sekarang, lelaki berpakaian hitam, yang
kemana-mana tak pernah mau bawa handphone gadungan.
"Masih jazzy? Masih suka kelayapan cari buku bergizi?"
/3/
"HALO, teman. Ada kabar apa dari dunia periklanan?"
dia mendahului menyapa takut dikira pura-pura lupa.
Tapi, dia yang disebut teman malah menatap keheranan,
raut mukanya seakan mau bertanya: Anda korban iklan?
Tiba-tiba saja dia kangen sekali pada banyak orang:
Tokoh-tokoh yang terciptakan dalam teks naskah iklan
Astronot yang mengajaknya jalan-jalan ke planet iklan.
Sang Sutradara yang diam-diam berteriak: camera, action!
Dan ah dia kangen sekali pada perempuan yang sedang
berulang tahun sendirian: "Kalau berdoa, Sayang, bisikkan
pada-Nya, agar kita dijauhkan dari godaan iblis berbulu iklan
yang tak mau lekas dilupakan tapi bikin kita pelupa, yang
melenakan, yang bikin kita lupa pada hakikat kehidupan,
dan diam-diam suka memakan kita sebagai mangsa korban."